GADIS AURORA

Gadis Aurora adalah namaku, tapi orang terdekatku memanggilku disa. ada seseorang yang begitu menggangguku disekolah memanggilku aurora. entah kenapa lelaki itu memanggilku dengan nama belakangku. setiap kali aku bertanya apa sebab ia memanggilku demikian ia selalu balik menanyaiku dengan hal aneh tak ada hubungannya sama sekali.

suatu hari lelaki itu tiba-tiba memanggilku dengan nama panggilanku. aku heran "adit, kamu baik-baik saja kan? ". adit hanya berkata " bukankah kamu lebih suka dan nyaman dengan panggilan itu?". aku tak manjawab dan pergi berlalu meninggalkannya berjalan menuju kelas.

didalam kelas aku bercerita dengan dani teman dekatku tentang keanehan adit. menurut dani itu bukan sebuah keanehan hal itu biasa saja dan hal sepele yang tidak usah dipikirkan. aku berpikir dan berkata dalam hati mungkin benar kata dani.

hari demi hari berjalan seperti biasa, aku mulai merasa aneh karena hampir 2 minggu belakangan ini adit tak pernah mengangguku ataupun sekedar iseng memanggil namaku. aku berinisiatif mencarinya kedalam kelasnya. seperti dugaanku dia tidak kemana-mana hanya duduk dikelas membaca buku. lalu aku pergi meninggalkan kelas adit. 

tiba-tiba " bruk...." aku menabrak seorang perempuan cantik sekali bahkan aku belum pernah melihatnya disekolah. aku meminta maaf lalu pergi menuju kelas karena bel masuk telah berbunyi. selagi guru belum datang aku bicara pada dani menanyakan perempuan yang kutemui barusan. dani adalah anak hits disekolahku sehingga dia pasti tau tentang kabar apapun yang sedang menjadi buah bibir disekolah berbeda dengan ku yang hanya anak cupu.

dani malah bertanya balik kepadaku " ciri-ciri cewek itu kayak gimana emang? dan kamu ngelihatnya dikelas berapa? " . " dia itu kayak model dan.... cantik, tinggi, putih pokoknya perfect lah " aku menjawab sambil membayangkan kembali wajah perempuan itu.

dani kembali bertanya " heh! lu ngeliat dimana cewek itu? ". sedikit terkejut dengan sikap dani yang agak mulai kesal denganku yang tidak menjawab semua pertanyaanya. aku hanya meringgis.

pulang sekolah dani kembali menanyakan kepadaku dimana aku bertemu cewek itu dan aku menjwab didepan kelas adit. " ha? adit? kamu ngapain kekelas adit? kamu ngepoin adit? atau kangen nggak digangguin? " dani bertanya secara beruntun sampai aku bingung mau jawab yang mana.

belum sempat aku menjawab cewek yang aku temui didepan kelas adit lewat didepanku berboncengan dengan motor bersama adit. aku terkejut dan ada rasa aneh yang menjalar seketika itu juga.

tiba-tiba aku dikejutkan oleh dani " ohhhh.... cewek itu yang kamu maksud?" . "iya" jawabku singkat. "dia, namanya wulan anak baru dikelas adit dan si wulan itu emang model yang lagi naik daun " jelas dani kepadaku. aku tak menanggapi penjelasan dani, hanya diam dan termenung.

hingga lulus dari SMA aku tak pernah lagi bertemu dengan adit dan wulan, meskipun aku mendengar dari dani dan teman-teman yang membicarakan bahwa mereka pasangan serasi. saat prom night aku tak bisa datang meskipun dani dan teman-temanku telah menjemputku karena tiba-tiba aku terserang demam.

ketika dani dan sahabat-sahabatku memutuskan untuk kuliah didalam negeri, aku mengambil jalan yang agak berani kata dani. aku sendiri tidak punya saudara apalagi pengalaman hiidup diluar negeri. ya... aku memilih kuliah di Yunani. banyak yang menyarankanku untuk tidak memilih yunani tapi entah sejak kapan aku tertarik dengan negara itu.

satu tahun, dua tahun kuliah di Yunani sangat menyenangkan bagiku.
ketika tiba-tiba suatu hari, aku sedang berjalan-jalan menikmati coloseum sendirian.
seseorang menyapaku dengan panggilan yang sangat aku kenal.
" aurora? ", aku menoleh kebelakang dan betapa terkejutnya aku melihat adit berdiri dibelakangku.
entah sejak kapan anak jail itu berubah menjadi lelaki dewasa dan tampan. aku masih terbengong menatapnya, tanpa ku sadari adit menghampiriku

"kamu kuliah disini? atau lagi liburan? " tanya adit padaku
"eh.. hhmm aku kuliah disini" jawabku gugup
" oh kamu kuliah disini. eh tapi kok tumben kamu gak marah aku panggil nama belakangmu? " adit heran
"buat apa marah disini dipanggil nama belakang lebih familier" jawabku sekenanya

kami mencari tempat duduk lalu bercerita tentang diri kami masing-masing beberapa tahun belakangan. dari situ aku tau bahwa adit keturunan orang yunani sehingga dia di Yunani sedang mengunjungi saudaranya. namun, adit tak menjelaskan secara detail siapa saudaranya yang ia kunjungi. kami mengakhiri obrolan dengan membuat janji untuk bertemu lagi besok siang sambil makan siang bersama.

....

setelah bertemu adit, aku terus berhubungan dengannya lewat media sosial untuk menentukan tempat makan siang yang enak untuk mengobrol panjang lebar. keesokannya aku seperti berasakan akan pergi berkencan dengan adit karena aku memilih berulang-ulang pakaian apa yang ingin aku kenakan. setelah menemukan pakaian apa yang ingin aku kenakan. aku pergi menggunakan kendaraan umum. sesampainya aku di cafe yang kami sepakati aku sudah melihat adit duduk.

namun, ada sesuatu yg membuatku sedikit ingin membatalkan janji temu ini yaitu adalah disamping adit duduk seorang perempuan yang aku kenal betul. adit melambaikan tangan kepadaku sebelum aku sempat ingin keluar dari cafe. aku berjalan menuju meja adit.

" hai, aku disa" aku berkenalan dengan wanita disamping adit.
" hai juga, aku wulan temen deket adit" ya... wulan memperkenalkan diri, meskipun aku sudah tau namanya.
"eh, dis kenalin ini orang yang ngajak aku liburan di greek" jelas adit
"lho kata kamu kemarin saudara?" aku bingung mau bicara apa lagi
" gini lho dis, adit itu selalu anggep aku saudara meskipun aku udah nembak dia beberapa kali tetep aja ditolak " jelas wulan secara blak-blakan

kami bertiga menceritakan kehidupan ku sebagai mahasiswa di Yunani dan kehidupan Wulan sebagai seorang model yang merintis karir di Yunani. Adit hanya sebagai seseorang pendengar dan penanya kepadaku. aku sudah merasa tidak nyaman dengan sikap wulan kepada adit dan tanggapan adit atas sikap manja wulan membuatku semakin gerah.

" dit, lan aku pergi duluan ya? soalnya aku baru inget harus ketemu sama dosen ku." aku mencari alasan untuk mengakhiri pertemuan ini
" lho kok cepet banget sih dis? " adit terdengar sedikit kecewa.
" gue anterin deh dis, jam segini yunani padet jalanan kalo pake kendaraan umum" adit menawarkan untuk mengantarku. namun, aku melihat raut muka wulan sedikit sebal ketika adit menawarkan tumpangan kepadaku.
"gak usah repot dit, gue udah biasa kok sama macetnya yunani" elakkku. namun, lagi-lagi aku melihat raut muka kecewa ketika aku menolak tawaran adit itu.

aku berjalan keluar cafe menuju ke arah halte bus. selama menunggu bus hpku selalu berdering seperti ada chat masuk. namun, aku tak menghiraukannya karena kekesalanku. setelah mendapat bus, aku duduk termenung memikirkan pertemuanku dengan adit dan wulan. pertemuan itu membuatku tak tertarik lagi untuk bertemu adit apalagi wulan.

sesampainya di apartement aku merebahkan dikasur sambil berusaha meraih hp didalem tas. setelah menemukan hp aku melihat banyak miscall dari adit dan chat yang banyak juga dari adit. aku berinisiatif untuk menelpon kembali adit.
" halo, ada apa dit lo nelpon gue terus?" tanyaku penasaran
" ya ampun disa kamu kemana aja sih? telpon dan chat aku gak ada yang kamu bales? " suara adit terdengar panik
"gue gak kemana-mana dan lagian gue di bus gak biasa buka hp" jawab aku sekenanya
" kamu marah ya dis sama aku?" adit terdengar seperti ragu-ragu
"gue? marah sama lo? buat apa? masa baru ketemu udah marah-marah. ya gak mungkin lah dit santai aja." jelas gue sambil mukul2 bantal. " udah dulu ya dit telpnya gue mau istirahat" gue berusaha mengakhiri percakapan agar tak terlihat bahwa gue sebel banget.
" dis, besok gue boleh ketemu lagi sama kamu ndak? kali ini berdua aja kok." kini nada suara adit terdengar semakin aneh buatku.
" ha? besok ya? kan tadi habis ketemu. buat apa ketemu lagi? dan lagian besok gue lagi males keluar apartement dit sorry ya...." jelas gue berusaha menghindar dari adit
"oh iya dit kalo besok2 lo ketemuan sama gue, lo ajak wulan atau cewek lain juga gakpapa kok gak usah gak enak gitu" jelas gue lagi
"tapi ini beneran dis ada yg mau aku omongin sama kamu, penting." desak adit
" tapi gue juga minta maaf ya dit gue lagi pengen di apartement aja" aku menjelaskan ke adit
"ya udah deh dis...." nada adit terdengar kecewa
"bye dit..." sapaku mengakhiri telpon

keesokan harinya aku bangun lebih siang dari biasanya keluar dari kamar menuju dapur membuat secangkir kopi dan berjalan menuju balkon apartementku. saat aku melihat kearah bawah apartement, betapa terkejutnya aku, aku melihat orang yg sedang duduk diatas cap sebuah mobil yg sangat aku kenal. adit melambaikan tangan kearahku dan memintaku untuk mengangkat telp.
di telp adit memintaku untuk mengijinkannya masuk kedalam apartementku dan akhirnya aku mengijinkannya dengan rasa sedikit aneh.

saat masuk ke apartementku adit langsung minta maaf atas kehadiran wulan yg membuatku tidak nyaman. dan yng membuatku lebih terkejut
"dis, aku suka sama kamu udah dari lama. kamu mau gak jadi pacarku?" adit menyatakan perasaannya padaku. aku cuman bisa terdiam bingung dan merasa aneh dengan semua situasi ini.

adit menjelaskan soal posisi wulan dihidupnya. wulan membantu adit melupakan sikap penolakanku pada adit. adit tak pernah sedikitpun tertarik pada wulan, meskipun wulan terus menyatkan perasaannya. adit juga menjelaskan bahwa wulan tidak tau bahwa aku adalah orang yg adit suka. sehingga ketika aku bertemu dengan adit kemarin wulan berusaha membuatku cemburu dan tebakan wulan benar bahwa aku yang adit suka. adit mencerita setelah aku keluar dari cafe, adit menjelaskan pada wulan bahwa perasaannya tak pernah berubah dari dulu hingga sekarang kepadaku.

aku mengerti semua penjelasan adit atas semua tindakannya kepadaku dan semua kesalahpaham diantara kami. diakhir penjelasan adit aku hanya tersenyum dan memintaknya duduk di sofa. aku membuatkannya secangkir milktea seingatku itu minuman favorit adit. saat adit melihat isi cangkir yg kubuatkan untuknya kami saling memandang dan tersenyum.


SELESAI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Supersemar

MAIN DI SAWAH

PIH UTS SEMESTER 1