ANAK YANG PLIN-PLAN
DEVIANTY HARTASARI /
11010112140776 / 38
Dulu saat SMP saya ingin sekali
menjadi seorang pengacara karena menurut saya pekerjaan itu sangat
membanggakan. Beranjak kelas 2 SMP saya mulai berpikir bahwa zaman sekarang
banyak pengacara yang hanya mementingkan materi atau penghasilan semata.
Sangatlah jarang pengacara yang mementingkan permasalahan rakyat kecil. Saat
saya mengutarakan cita-cita saya kepada orangtua saya ibu bilang “ jangan jadi
pengacara tanggungan akhiratnya berat”. Mulai saat itu saya tidak tertarik lagi
dengan pekerjaan pengacara.
Saat SMA guru les saya bertanya” kamu
besok mau kuliah apa?” saya menjawab “ tidak tau bu, saya merasa tidak punya
bakat dalam bidang apapun” dari situlah guru saya menyarankan untuk mengambil
jurusan psikologi. Mulai saat itu saya mulai tertarik dan terus mendalami dan
banyak membaca artikel mengenai psikologi. Saya juga mencari tahu apa saja
peluang kerja lulusan fakultas psikologi. Saat saya mengikuti ujian SNMPTN,
saya juga yakin dapat masuk tapi semua memang tergantung pencipta kita yang
menentukan. Saya tidak lolos SNMPTN akhirnya saya mencoba mengikuti UM (Ujian
Mandiri) UNDIP dengan menjadikan psikologi pilihan kedua, ternyata saya lolos
pilihan pertama saya yaitu hukum.
Dari awal pengumuman ujian mandiri
saya sebenarnya kecewa tidak bisa masuk psikologi, tapi orangtua berpesan
walaupun kamu tidak berminat dalam bidang hukum akan tetapi TUHAN SWT telah
memberi petunjuk kalau fakultas yang sesuai dengan kepribadian saya adalah
hukum. Dari situlah saya mulai bertekat untuk kuliah yang serius walaupun tidak
tahu setelah lulus nanti akan menjadi apa. Sejujurnya untuk saat ini saya masih
menanyakan kepada ayah saya “pekerjaan apa yang cocok untuk saya?” tapi ayah
selalu mengatakan nanti kamu pasti akan tahu kamu tertarik disuatu bidang.
Dengan demikian untuk saat ini saya tidak mengetahui bidang atau pekerjaan yang
cocok untuk saya.
Komentar
Posting Komentar