satu bulan satu hari

satu bulan lebih satu hari
tepat terakhir aku bertemu denganmu
rasanya seperti baru kemarin
satu bulan lebih satu hari
aku masih teringat perkataanmu
aku seperti masuk dalam serial ftv
sebulan sudah kau lempar harapan
kosong!
mungkin benar aku sudah terlatih sakit hati
seperti pula lagu itu aku dendangkan
bila ada yang membuatku sakit hati
aku hanya dapat bernyanyi dan bernyanyi

mungkin suaraku tak seindah sammy simorangkir
atau gita gutawa
setidaknya setiap aku bernyanyi rasa sakit
rasa itu berkurang meski hanya 0,01%
menaruh harapan sebesar samudra
membuatku terluka
tak menaruh harap
namun aku menyukainya
seperti hujan yang tak kunjung datang
diakhir oktober
harapan yang kunantipun tak kunjung berubah
berubah menjadi kabar bahagia

jika hujan dapat melepaskan kekeringan
mungkinkah harapanku dapat basah oleh rasamu
air mata sudah tak cukup lagi
tak cukup mengungkapkan rasa sakit ini
mungkin jika aku tuhan aku akan
turunkan hujan setiap saat
untuk mewakili rasa pedihku
berusaha sudah ku berusaha
namun rasa yang aku coba buang jauh
semakin lekat menempel rasa itu
apa perlu aku memblockmu?
sepertinya tidak
apa perlu aku menghapusmu?
mungkin saja

jika aku berteman dengan cupid
aku minta dia mengirim surat cinta
tapi sepertinya semua percuma
harapan yang kau lempar
hanya angin sejuk
aku tak seharum bunga
aku tak secantik dewi surga
aku tak semulia malaikat
tak pantaskah aku dicintai?
rasanya lelah menanti dan disakiti

aku menyukaimu
aku mohon datang dan berilah kepastian
jika kau hanya mempermainkanku
pergilah!
dan jangan pernah kembali
aku mulai tersadar
tak sepatutnya aku menaruh harapan
pada teman baik orang yang menyakitiku
mungkin kurang lebih mereka sama

aku tak tau sekasar atau sejahat apa perkataanku
setidaknya aku tak hanya diam
membisu lalu pergi secara diam
aku harap hidup kalian berwarna
warna warni dunia
sebulan dua bulan tiga bulan
semua berlalu sama bagiku
aku tak ingin dicinta jika tak sepenuh hati
hati ini tak akan aku berikan jika tak baik hati